Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015) 7.493

7.493
Trailer

Nonton Film Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Film Guru Bangsa Tjokroaminoto – Sedari kecil, Tjokroaminoto (Christoffer Nelwan) sudah merasakan dan menjadi saksi kekejaman pemerintahan Belanda dalam memperlakukan penduduk Indonesia. Setelah dewasa, Tjokro (Reza Rahadian) mendapatkan panggilan untuk melakukan perubahan dengan mendirikan organisasi Bumiputera pertama Sarekat Islam.

Sarekat Islam sendiri adalah perubahan dari Sarekat Dagang Islam yang didirikan oleh H. Samanhudi untuk menampung pedagang- pedagang Islam pribumi yang menolak masuknya monopoli perdagangan oleh penjajah Belanda. Tjokro merubahnya dengan lebih memperluas cakupan organisasi dari sekedar mengurus isu sosial dan ekonomi menjadi isu politik dan agama. SI berhasil merangkul 2 juta anggota yang mencakup hampir seluruh wilayah Hindia Belanda.

Download Film Guru Bangsa Tjokroaminoto (2015) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Film Guru Bangsa Tjokroaminoto – Rintangan yang dihadapi bukan hanya datang dari pihak Belanda saja. Namun juga perpecahan di dalam kubu SI yang merasa langkah damai dan menghindari konflik yang diambil Tjokro tidaklah relevan dengan keadaan pada saat itu. Pecahan kubu yang dipimpin oleh Smaoen (Tanta Ginting) mau tidak mau mulai menghancurkan organisasi dari dalam.

Saya pernah diwawancara oleh sebuah stasiun radio lokal akhir tahun lalu. Adapun isi wawancara tersebut adalah menggambarkan trend film Indonesia dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan. Salah satu genre yang saya sebut adalah biopik. Meskipun belum terlalu mendapatkan kemujuran dari segi penjualan tiket dibandingkan film horor sex, genre biopik mendapatkan tempat tersendiri di hati penggemar film- film bermutu. Dan kebanyakan mendapatkan apresiasi yang cukup positif dari kritikus. Sebut saja biopik- biopik dari Soegija, Habibie dan Ainun, Soekarno, Tjoet Njak Dien, dan K.H. Ahmad Dahlan. Ke depannya setidaknya ada 2 tokoh public figure lagi yang siap dibuatkan biopik layar kaca, yaitu Elias Piccal dan Bung Hatta.