Nada Untuk Asa (2015) -

-
Trailer

Nonton Film Nada Untuk Asa (2015) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Nada Untuk Asa – Di Indonesia yang namanya ‘drama’ adalah produk yang gampang dieksploitasi, tak hanya dalam film tapi juga di kehidupan nyata sehari-hari, termasuk lingkup politiknya yang sering dipelintir oleh drama-dramaan. Kita, sudah bisa dibilang terbiasa dengan drama, pejabat yang pejabat yang korupsi pun dbubuhi drama hasil rekaan media, seru ditonton dan menambah rating katanya. Seperti tidak cukup sinetron kita menyuguhkan drama, dengan segala macam problema dan konflik dangkalnya, film layar lebar kita, khususnya yang mengusung tema drama seolah tidak dapat memberikan sesuatu yang berbeda dari sinetron.

Malah kebanyakan drama di layar lebar kontennya me-recycle apa yang sudah sering tercampur di sinetron, dari template usang “sudah tertimpa tiang listrik, kesandung kucing lewat lanjut tertabrak odong-odong dan gerobak abang cilok, terakhir comberan”, sampai diramaikan karakter-karakter jahat alias antagonis yang jahatnya melebihi dari iblis sekalipun.

Makin drama, makin bagus, kata “lebih” mentah-mentah-mentah jika berbicara soal drama di film Indonesia. Jika tokoh utama punya penyakit, sebisa mungkin visualnya harus terlihat lebih parah walaupun itu hanya pilek, mau itu sakitnya tumor otak atau cuma ingusan, visual batuk-batuk darah itu adalah harga mati.

Download Film Nada Untuk Asa (2015) Streaming Movie Sub Indo

Nonton Nada Untuk Asa – Penyakit dan drama seolah tak terpisahkan dari film Indonesia, disana ada yang sakit, maka siaplah yang dieksploitasi oleh drama, disana ada drama yang bersiap juga untuk dieksploitasi oleh bermacam penyakit parah, tidak lupa batuk-batuk darahnya setiap 5 menit sekali — seperti penampakan hantu di film horor lokal. Selain dibubuhi penyakit, film drama kita belum percaya diri kalau tak memakai tangis-tangisan. Untuk memancing penonton untuk ikut tersentuh wajar, tapi kebanyakan drama / melodrama kebablasan dalam menyuguhkannya, sedikit-sedikit nangis, film banjir tuh sama tangisan.

Memang tidak semua drama kita menggunakan formula cetek — mengeksploitasi penyakit dan tangis — masih ada film drama yang mengedepankan cerita dan tak terjerumus ke lembah nista. Terakhir saya menonton “Unlimited Love” yang dibintangi Prisia Nasution, walaupun ada HIV-AIDS terselip dalam ceritanya tapi film ini menyampaikan dengan wajar dan dengan takaran drama yang pas. Tidak ada muntah darah, tidak ada adegan pilu tangis-tangisan tiap lima menit, melainkan setia pada cerita. Film drama seperti itu pembebasan tiap tahun amatlah langka, perbandingannya bisa 10 berbanding 1 dari sekian banyak film drama yang rilis tiap tahun. Sulitnya menemukan drama yang bagus itu seperti mencari tukang kerak telor yang sama-sama langka.